Musim dingin sering kali membawa lebih dari sekadar udara dingin dan langit kelabu dan Daniel Nolet menangkap esensi dari perasaan itu dalam “Winter”, sebuah lagu yang bukan hanya menggambarkan depresi musiman, tetapi juga menjadi pengingat bahwa selalu ada cahaya di ujung terowongan.
Lagu ini dimulai dengan lembut, hampir seperti bisikan di tengah salju yang turun perlahan. Gitar yang tenang berpadu dengan vokal Nolet yang terdengar rapuh, tapi tetap penuh emosi. Namun, seperti musim dingin yang perlahan berubah menjadi badai, lagu ini berkembang dengan klimaks yang penuh tenaga, seakan menggambarkan pergulatan batin yang semakin berat sebelum akhirnya mencapai titik penerimaan.
“It’s like my feelings are behind a curtain / Troubled breathing and I tend to hurt ya.”
Ada kejujuran yang pahit di sini, pengakuan bahwa kadang kita tidak tahu kenapa kita merasa seperti ini, dan itu membuat semuanya terasa lebih sulit.
Jika kamu pernah merasa tenggelam dalam kesendirian di tengah musim dingin, “Winter” ini bisa menjadi teman yang memahami tanpa menghakimi. Dan mungkin, seperti pesan tersembunyi di baliknya, kita hanya perlu bertahan satu musim lagi.