“Nothing Less, Nothing More” ini penuh perasaan yang menggambarkan pertempuran batin seseorang yang hancur oleh cinta. Bukan bermaksud lebay tapi vokal Wildeyes menambah kesan kesedihan yang sangat dalam.
Debut single ini lebih dari sekedar pilunya cinta ini seperti distrofi jiwa yang kita rangkul karena takut hidup sendirian. Sang protagonis tampak seperti seorang wanita yang dikasihani, tetapi dia tidak.
Ini adalah wanita yang telah hidup, dicintai, dan hilang dengan martabat dan rahmat. Kemarahannya ditemukan menjadi ketabahannya. Sebaliknya, kekasihnya, sumber siksaannya, ditemukan sebagai karakter lemah yang membutuhkan kekuatan yang hanya dimiliki olehnya.
Maap tidak bermaksud curhat, ya. :D