FilmsMusicNewsparaBook

Buku “Meet Me in the Bathroom” Akan Diadaptasi Menjadi Miniseri Dokumenter

“Meet Me in the Bathroom” merekam geliat dan kebangkitan rock pada dekade awal abad 21 di Kota New York, Kota Impian. Belum genap setahun sejak dirilis, Desember lalu Pulse Films mengumumkan rencana untuk mengadaptasi buku ini menjadi sebuah miniseri dokumeter.

Lizzy Goodman, jurnalis serta penulis buku “Meet Me in the Bathroom” selalu membayangkan bagaimana jika buku yang ia habiskan enam tahun penyusunannya ini dijadikan film dokumenter. “Kini saatnya saya membagikan tampilan penuh kapsul waktu yang kotor, cantik, tapi aneh yang pernah aku jalani pada semua orang,” ujarnya. Pulse Film telah mengantongi izin untuk mewujudkannya. Film ini akan berdurasi empat jam dan terbagi atas empat bagian.

Buku “Meet Me in the Bathroom” Akan Diadaptasi Menjadi Miniseri Dokumenter
Buku “Meet Me in the Bathroom” Akan Diadaptasi Menjadi Miniseri Dokumenter

Will Lovelace and Dylan Southern–duo yang mengarahkan film dokumenter konser LCD Soundsystem tahun 2012 lalu–yang didapuk sebagai sutradara. Untuk film ini, mereka berjanji akan menciptakan film yang mendefinisikan ulang bentuk dokumenter musik. Belum ada tanggal pasti kapan film ini rampung dan siap diluncurkan. Sementara itu, Lizzy Goodman akan menduduki kursi produser eksekutif.

Buku ini menggambarkan New York yang cantik, impian semua orang, dengan segala kontradiksinya. Pada masa itu, grunge dan hip hop masih mendominasi industri musik dimana internet belum meraja dan tak ada istilah unduh mp3 di kalangan remaja. Lizzy, memulai masa kuliahnya dan berteman dengan Nick Valensi, murid sekolahan yang sedang gandrung main band bersama teman-temannya. Kelak, anak-anak muda yang ia sebut seperti sekumpulan Holden Caulfield ini akan menjadi band rock The Strokes yang kita kenal saat ini.

Perubahan sosial ekonomi, tragedi 9/11, dan kehidupan hura-hura yang dijalani adalah sederet isu yang disampaikan langsung oleh para musisi yang Anda senangi. Bukan biopik, tidak pula narasi melulu. Pendekatan yang dilakukan Lizzy Goodman memang berbeda. Buku yang terbagi atas empat bagian ini menampilkan hasil dari 160 kali wawancara dengan personil band seperti The Strokes, Yeah Yeah Yeahs, Interpol, dan banyak lagi. Baik buku maupun film dokumenternya sangat membuat penasaran. Apa Anda sudah dapat membayangkan seperti apa jadinya mini seri dokumenter ini? Mari sama-sama kita nantikan.

(AMP/KCK)

Show More

Amalia Putri

Sesederhana gadis yang dibicarakan Death Cab for Cutie pada lagunya "Monday Morning"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Related Articles

Back to top button