Menurut sebuah laporan keuangan yang kami kutip dari berita di Music Business Wordwide, Pendapatan SoundCloud Ltd tahun 2015 mendapat kenaikan signifikan sebesar 21,6 % menjadi 21,1 juta euro atau sekitar 22 juta dolar AS. Namun, kerugian yang didera platform unggah lagu ini pun membumbung tinggi, mencapai 30,9% dari tahun sebelumnya, 51,22 juta euro atau sekitar 52 juta dolar AS.
Hal ini mengakibatkan bayangan kebangkrutan yang akan menimpa perusahaan yang saat ini beralamat di Jerman tersebut. Dugaan “kehabisan uang” ini tidak dilontarkan oleh sembarang orang. Adalah Co-Founder SoundCloud, Alexander Ljung masih dalam laporan keuangan yang sama menyebutkan bahwa “. ..Whilst the directors believe that the Group will have sufficient funds to continue to meet its liabilities through 31 December 2017, the risks and uncertainties may cause the company to run out of cash earlier than that date, and would require the Group to raise additional funds which are not currently planned…”.
Namun hal ini akhirnya dibantah oleh jurubicara SoundCloud yang coba dikonfirmasi oleh web The Fader. Mereka tidak menyangkal laporan keuangan tahun 2015 yang memang dapat diakses oleh publik tersebut tadi. Tapi mereka memastikan bahwa ada pertumbuhan cukup signifikan sepanjang 2016, terutama setelah peluncuran layanan berlangganan SoundCloud Go di beberapa negara. Dan tren positif ini menurut mereka masih akan berlanjut di 2017.
“SoundCloud filed its 2015 accounts with Companies House in December, and they are now publicly available on their site as of today. The accounts show that, in 2015, we were heavily focused on putting the necessary measures in place to build out our monetization model, including our consumer subscription service, SoundCloud Go, and roll-out of advertising on the platform. This meant investing in technology, people and marketing, as well as securing complex licensing agreements with key music industry partners. As such, the company remained unprofitable.
“In 2016, we saw solid growth not only for the industry but for SoundCloud too. And we see this trend continuing throughout 2017. To date, we have successfully launched SoundCloud Go subscription service and our ads business in eight markets, including the US, UK, Ireland, France, Australia, New Zealand, Canada and Germany and we are on a very positive path to achieving our aim of enabling all creators to be paid for their work, while also building a financially sustainable platform where our connected community of creators, listeners and curators can continue to thrive.”
Jika kita telusuri lebih lanjut laporan keuangan SoundCloud tahun 2015 tersebut sebenarnya ada beberapa hal yang menarik, seperti bertambahnya jumlah karyawan di tahun 2015, dari 236 menjadi 295 orang. Dan menghabiskan 26,77 juta euro (28 juta dolar AS) untuk upah dan gaji di tahun 2015 –naik 49%-. Artinya rata-rata gaji karyawan SoundCloud di tahun 2015 mencapai 90.729 euro per tahun atau sekita 95 ribu dolar AS per tahun. Meski rugi, karyawan mereka bertambah sejahtera.
Beberapa hari sebelum kabar ini mencuat Google tertarik untuk mengambil alih layanan ini dengan harga 500 juta dolar AS, separuh harga dari yang ditawarkan SoundCloud kepada Spotify semester tahun lalu.
Perkembangan ini tentu akan menambah persaingan di industri musik digital yang saat ini dipenuhi banyak pemain. Tapi yang jelas seperti diungkapkan perwakilan SoundCloud tadi, bahwa mereka belum tidak bangkrut! Mari kita doakan.
(VERD)