Ada momen ketika musik bukan sekadar hiburan, tapi cermin dari kekacauan batin yang kita coba abaikan. Rainbow City Park (RCP) mengerti hal itu dengan sangat baik, dan mereka menuangkannya ke dalam Fruitless, EP debut yang terasa seperti perjalanan emosional yang kabur dan kadang penuh penyesalan, kadang marah, tapi tetap indah dalam caranya sendiri.
Kita telah Rainbow City lewat beberapa singlenya seperti “Complicate This“, “Overgrown” dan salah satu single dari album ini “Fruitless” dan debut EP ini membawa lima lagu yang menggambarkan berbagai sisi indie rock, mulai dari shoegaze melankolis hingga pop-rock yang menggigit.
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya single pembukan EP ini “Fruitless” ini langsung membawa kita ke dunia RCP yang berlapis-lapis. Dengan gitar yang menggigit dan ritme drum yang terus mendorong maju, “Fruitless” adalah perpaduan antara keindahan dan kehancuran.
Liriknya seperti renungan seseorang yang merasa sudah memberikan segalanya, tapi tetap nggak cukup:
“I’ve been giving this all I’ve got, But it never seems to be enough.”
Ini adalah lagu buat siapa saja yang pernah merasa kelelahan dalam perjuangan yang nggak berujung.
Berlanjut single “Chalk” yang dengan halus membawa kisah cinta dan dibandingkan dengan atmosfer dreamy dari “Fruitless” single membawa alunan vokal yang lebih tenang dengan emosi naik turun dengan ranah indie rock yang melodis.
“23 months of flattery, with moments that could fill galleries, Imagine none of that mattering.”
Bait pertama terasa seperti memutar ulang kenangan indah, tapi kemudian lagu ini berubah menjadi teriakan kemarahan yang ditahan. Dan akhirnya, ada kesadaran pahit:
“At least you taught me something that is worth it, He who hesitates gets deserted.”
Sebuah pengingat bahwa menunda keputusan hanya akan membuat kita tertinggal.
Sedang pada single “Provincial” lagu yang pada awalnya terdengar lebih ringan dan mendayu namun membawa buildup yang komplek dengan melodi yang melilit dan sapuan yang lebih padat namun tetap memiliki bobot emosional yang dalam. Ada perasaan tersesat di dalamnya, sebuah pertempuran batin antara ingin maju tapi merasa tertahan.
“Is the voice inside my head my own? Or do I vomit words already wrote?”
Walau lagu ini terasa paling rumit dalam EP ini, dengan aransemen yang terasa lebih mentah dan suara gitar yang lebih berantakan, tapi tetap dikontrol dengan baik.
Beranjak pada “Foresight” single yang lebih ringan yang berbicara tentang mati rasa dan kebiasaan menekan emosi sendiri. Ada perasaan pasrah dalam liriknya:
“I don’t know why I can’t feel emotions right, Everything’s been in black and white.”
Tapi di bagian akhir, ada momen refleksi yang menunjukkan bahwa mungkin, hanya mungkin, rasa sakit itu perlu dihadapi agar bisa benar-benar hilang.
“Reopen the pit, ‘Cause it won’t mend unless you face it.”
Ini adalah lagu yang penuh dengan kesadaran diri dan mungkin juga peringatan bagi siapa saja yang terus mencoba melarikan diri dari kenyataan.
EP ini ditutup dengan “Water Under The Bridge” yang menghadirkan atmosfer yang lebih intim. Dibangun dengan gitar akustik dan piano yang samar, lagu ini terasa seperti renungan larut malam seseorang yang mencoba mencari titik akhir dari sesuatu yang terus menghantuinya.
“When do I get to call this water under the bridge?”
Pertanyaan itu menggantung di udara, tanpa jawaban. Lagu ini nggak menawarkan solusi, tapi justru membiarkan pendengar merasa bahwa beberapa luka memang nggak bisa sembuh dalam semalam.
Rainbow City Park EP ‘Fruitless’ Album Cover

‘Fruitless’ bukan EP yang mudah dicerna dalam sekali dengar. Ini adalah koleksi lagu yang membutuhkan waktu untuk benar-benar terasa dengan lagu-lagu yang mungkin akan terdengar biasa saja di awal, tapi lama-lama akan terasa seperti bagian dari kehidupan lo sendiri.
Rainbow City Park telah menciptakan sesuatu yang lebih dari sekadar EP debut, mereka membawa cerita untuk diceritakan, dan mereka tahu bagaimana cara menyampaikannya.
Buat kamu yang suka musik yang bisa bikin kamu berpikir, merasa, dan merenung di malam-malam panjang dan masih membawa energi indie rock yang renyah, melodis dengan sapuan vokal yang dalam, Fruitless adalah EP yang wajib masuk playlist. Siap-siap tenggelam dalam gelombang melodi yang indah sekaligus menghantui.
Tracklist – Rainbow City Park Fruitless (2025)
- Fruitless
- Chalk
- Provincial
- Water Under The Bridge
- Foresight
Rainbow City Park Profile
open.spotify.com
rainbowcitypark.bandcamp.com
www.instagram.com
www.facebook.com
rainbowcitypark.com
Hey Great to know about the album.. I went through the song and now understandmusic distribution and scope of indonesian music.