Sasha Geffen, sang penulis mengeksplorasi bagaimana seniman menggunakan musik, fashion, bahasa dan teknologi untuk menyuarakan dan berekspresi tentang gender.
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membunuh waktu selama masa pandemi. Jika anda telah cukup lelah menonton, salah satu hal lain yang bisa dilakukan adalah membaca buku. Kami akan coba terus mengabarkan buku-buku terbaru tentang musik dan budaya pop.
Kali ini buku baru yang layak kita tunggu berjudul Glitter Up the Dark: How Pop Music Broke the Binary, karya Sasha Geffen. Kritikus musik asal Colorado, ia juga adalah kontributor tulisan untuk Pitchfork. Dalam buku ini Sasha melakukan kajian budaya terhadap kaitan musik dan gender. Bagaimana kadang muncul asosiasi tertentu jika mendengarkan penyanyi A, maka kamu adalah seorang gay.
Rumit memang, namun hal ini justru menarik dan sepertinya jarang dibahas. Bagaimana efek pop musik bagi generasi musisi yang mendobrak norma, lalu bagaimana persepsi publik terhadap gender dan hubungannya terhadap ras dan kelas politik.
Dimulai dari era awal blues, lalu The Beatles, dan nama-nama seperti David Bowie, Prince, Missy Elliot hingga Frank Ocean. Sasha mengeksplorasi bagaimana seniman menggunakan musik, fashion, bahasa dan teknologi untuk menyuarakan dan berekspresi tentang gender. Dari glam rock dan punk, disko, techno lalu hip-hop, musik menjadi panggung bagi percakapan hari ini untuk hak-hak transgender.
Jika kamu butuh bacaan, buku ini dapat mencerahkan dan memberi sudut pandang baru yang menarik.
Format: Paperback / softback
Pages: 264 pages
Publisher: University of Texas Press
Publication Date: 05/05/2020
ISBN: 9781477318782