“submissive” dari april june kedengarannya manis, tapi juga gelisah. Lagu ini kayak diary rahasia yang dibaca keras-keras di tengah malam, dengan bisikan lembut tapi isi hati yang ribut. Vokalnya dreamy, musiknya lembut, tapi liriknya main tabrak gas.
Durasinya cuma dua menitan, tapi rasanya padat. April gak berusaha menyamarkan keinginan dan kerentanan tapi kalau didengar lebih dalam, justru ada percakapan antara keinginan untuk dicintai dan dunia yang bilang harus mandiri terus.
Secara sound, ini versi alt-pop yang berani tampil lembut tanpa kehilangan taring bersama vokal april june dibalut dengan yang bikin semuanya terasa mengambang, tapi tetap jelas pesan emosinya.
Di balik kata-kata yang terdengar manja, ada banyak lapisan yang bikin lagu ini lebih dari sekadar rayuan. Ada perasaan ingin diperhatikan, ingin ditinggali, bukan cuma disinggahi.
“submissive” bukan ajakan buat tunduk. Ini lebih kayak pengakuan pelan soal betapa kuatnya rasa ingin dekat, dan betapa rapuhnya kita saat itu ditolak.